project7alpha.com

project7alpha.com – Sejumlah laporan baru-baru ini menyoroti rencana sebuah kelompok ekstremis Yahudi untuk memasuki kompleks Masjid Al Aqsa dengan tujuan melaksanakan sebuah ritual yang berakar pada tradisi agama mereka. Kelompok yang berjumlah 172 individu ini direncanakan akan mengadakan ritual yang berkaitan dengan praktik yang dijalankan sejak masa Nabi Musa.

Pengawalan dan Perlindungan dari Kepolisian Israel

Media lokal Wafa, yang dikutip oleh New Arab, telah melaporkan bahwa kelompok ini akan diawasi dan dilindungi oleh kepolisian Israel selama prosesi ritual di area yang dihormati sebagai situs suci oleh umat Islam.

Pembangunan Altar dan Signifikansi Sapi Merah dalam Ritual

Di Yerusalem, pembangunan altar besar sedang dilaksanakan sebagai persiapan untuk ritual ini. Pengorbanan sapi merah ini dianggap memiliki signifikansi esensial berdasarkan nubuat yang terdapat dalam teks-teks Alkitab kuno, dan dipercaya sebagai langkah penting menuju rekonstruksi Kuil Sulaiman Ketiga.

Perdebatan Mengenai Penyucian dalam Tradisi Yahudi

Tradisi Yahudi menyebutkan pentingnya sapi betina merah yang bebas dari cacat untuk proses penyucian ini, sebuah persyaratan yang telah menimbulkan perdebatan seiring dengan pengiriman sapi merah dari Texas ke Israel. Yitshak Mamo dari Uvne Jerusalem telah memainkan peran kunci dalam impor sapi tersebut, dengan mengklasifikasikannya sebagai hewan peliharaan untuk menghindari pembatasan ekspor yang berlaku.

Kepentingan Sapi Merah dalam Doctrin Yahudi

Dalam tradisi Yahudi, sapi betina merah yang dikorbankan memegang peranan penting, seperti yang dijelaskan dalam kitab-kitab suci. Abu dari pengorbanan sapi dianggap sebagai elemen penting dalam proses penyucian yang diperlukan bagi orang Yahudi untuk melakukan berbagai aktivitas keagamaan, termasuk memasuki kuil di Yerusalem.

Pengaruh Ritual terhadap Masjid Al Aqsa

Pengorbanan sapi merah ini dipandang oleh sejumlah elemen masyarakat Israel sebagai tahapan awal yang diperlukan untuk memulai pembangunan kembali Kuil Ketiga, yang akan berdiri di lokasi yang sama dengan Masjid Al Aqsa saat ini. Keyakinan ini sangat terkait erat dengan pandangan kelompok Yahudi radikal tentang kedatangan Mesias yang akan mendukung mereka dalam mencapai dominasi global.

Sejarah Kuil Sulaiman

Menurut sejarah, Raja Daud menetapkan Yerusalem sebagai ibu kota, diikuti oleh pembangunan Kuil Sulaiman Pertama oleh Raja Sulaiman. Setelah kuil pertama dihancurkan, Kuil Sulaiman Kedua dibangun di bawah pemerintahan Raja Herodes dan akhirnya dihancurkan oleh tentara Romawi. Sejak kehancuran tersebut, belum ada pembangunan kuil lain, dengan kelompok Yahudi radikal percaya bahwa pembangunan kembali kuil merupakan prasyarat untuk kedatangan Mesias.