Tawar-menawar Nuklir Terkini: Tehran Buka Opsi Dialog Terbatas dengan Syarat Cabutan Sanksi, AS Bersikeras pada Tekanan Maksimal

project7alpha – Pemerintah Iran melalui Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Nasser Kanaani, menyatakan kesediaan untuk membuka dialog terbatas dengan Amerika Serikat terkait program nuklirnya. Pernyataan ini disampaikan usai pertemuan tertutup dengan perwakilan Uni Eropa di Wina, Austria, yang mengindikasikan upaya baru untuk meredakan ketegangan yang membeku sejak gagalnya perpanjangan Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) 2015.

Syarat Terbatas dan Respons AS

Dalam konferensi pers di Tehran, Kanaani menegaskan:

“Iran siap berdiskusi tentang isu teknis nuklir, termasuk tingkat pengayaan uranium, dengan syarat AS mencabut sanksi sektor energi dan mengizinkan transfer dana beku sebesar $7 miliar di Korea Selatan.”

Departemen Luar Negeri AS melalui juru bicara Matthew Miller membalas:

“Kami menyambut langkah pragmatis Tehran, tetapi tekanan maksimum akan tetap berlaku hingga ada komitmen jelas untuk membekukan pengayaan uranium 60%.”

tawar-menawar-nuklir-terkini-tehran-buka-opsi-dialog-terbatas-dengan-syarat-cabutan-sanksi-as-bersikeras-pada-tekanan-maksimal

Konteks Perundingan yang Alot

  1. JCPOA 2015: Sempat membatasi pengayaan uranium Iran maksimal 3,67%, namun AS menarik diri pada 2018 di bawah Donald Trump.
  2. Situasi Terkini: Iran meningkatkan pengayaan hingga 60% (mendekati tingkat senjata) dan mengakumulasi cadangan 128 kg uranium 20%.
  3. Isu Krusial:
    • Iran menuntut pencabutan 1.200 sanksi AS.
    • AS ingin inspeksi IAEA tanpa hambatan ke fasilitas militer.

Reaksi Internasional

  • Israel: Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengecam langkah ini sebagai “tipu daya untuk memperoleh senjata nuklir”.
  • Uni Eropa: Utusan khusus Enrique Mora menyebutnya “titik terang kecil yang perlu dikembangkan”.
  • Rusia: Mendorong AS untuk “menghentikan politik isolasi terhadap Iran”.

Analisis Pakar

Dr. Sanam Vakil dari Chatham House berpendapat:

“Iran sedang mencari solusi ekonomi jangka pendek akibat inflasi 48% dan protes domestik. Pembicaraan terbatas mungkin jadi face-saving solution sebelum Pemilu AS 2024.”

Sementara Ali Vaez dari International Crisis Group memperingatkan:

“Tanpa kerangka JCPOA yang komprehensif, perundingan parsial berisiko gagal atasi krisis kepercayaan kedua negara.”

Tantangan ke Depan

  1. Politik Domestik:
    • Iran menghadapi tekanan dari parlemen konservatif yang menolak interaksi dengan AS.
    • Gedung Putih harus meyakinkan Kongres yang skeptis terhadap konsesi baru.
  2. Isu Regional:
    • Pengaruh kelompok militer Iran di Suriah dan Yaman bisa menjadi batu sandungan.
    • Ancaman serangan Israel ke fasilitas nuklir Iran masih mengemuka.