Tren Joget THR vs Tuduhan Plagiat: Kreativitas Digital di Tengah Polemik Budaya

project7alpha – Gerakan tarian sederhana yang diberi nama “Joget THR” mendadak viral di platform TikTok dan Instagram. Namun, tren ini justru memicu perdebatan setelah warganet membagikan analisis yang menyamakannya dengan tarian Yahudi.


Awal Mula Tren Joget THR

Sejumlah kreator konten lokal mempopulerkan gerakan ini pada awal Juni 2024. Joget THR menampilkan gerakan khas: kedua tangan bergerak memutar di depan dada sambil kaki melangkah ritmis, diiringi lagu dangdut remix. Nama “THR” sendiri mereka ambil dari istilah Tunjangan Hari Raya, sebagai bentuk ekspresi kegembiraan jelang Lebaran.

“Kami membuat gerakan ini untuk menyambut Lebaran dengan semangat kebersamaan. Tidak ada maksud meniru budaya mana pun,” jelas Rina Wijaya, salah satu kreator konten penggagas tren ini, melalui live Instagram.


Kontroversi Kemiripan dengan Tarian Yahudi

Warganet mulai membandingkan Joget THR dengan tarian Horah, tarian lingkaran tradisional Yahudi yang sering muncul dalam perayaan budaya Israel. Beberapa akun menunjukkan video side-by-side kedua tarian tersebut dengan caption: “Mirip banget gerakannya! Apakah ini plagiat budaya?”

Budi Santoso, akademisi seni tari dari Universitas Indonesia, memberikan penjelasan:
“Gerakan tangan memutar memang umum dalam banyak tarian dunia. Tarian Horah sendiri memiliki pola kaki yang lebih kompleks dan biasanya dilakukan secara berkelompok. Klaim plagiat kurang tepat karena tidak ada kesamaan makna atau konteks budaya.”


Respons Warganet: Dukungan vs Kritik

  • #SupportJogetTHR: Sebagian netizen membela kreativitas lokal. “Ini hanya kebetulan mirip. Jangan selalu kaitkan dengan konspirasi!” tulis @AryaPutra di Twitter.
  • #AntiPlagiarism: Kelompok lain menuntut permintaan maaf. “Kita harus menghargai orisinalitas. Jangan sampai budaya lain merasa tercuri,” komentar @SarahCulture di TikTok.

Bahkan, beberapa akun meme membuat parodi dengan menggabungkan Joget THR dan musik klezmer (musik tradisional Yahudi), yang justru meningkatkan popularitas tagar.


Klarifikasi dari Kreator dan Influencer

Menanggapi kontroversi, kreator Joget THR menggelar webinar terbuka pada 15 Juni 2024. Mereka menampilkan tutorial gerakan dan sejarah inspirasinya:
“Kami terinspirasi dari gerakan petani memutar tangan saat panen. Ini murni budaya lokal,” tegas Dika Pratama, salah satu partisipan webinar.

Sementara itu, influencer agama Ustadz Hanif Asyhari mengingatkan:
“Selama tidak mengandung unsur penghinaan, kita perlu apresiasi kreativitas anak muda. Tapi, lebih baik cari referensi tari Nusantara yang kaya akan makna.”


Dampak pada Popularitas

Kontroversi justru meningkatkan popularitas Joget THR. Data TikTok Indonesia mencatat:

  • 2,3 juta video menggunakan tagar #JogetTHR,
  • 18 ribu remix lagu terkait tarian ini,
  • Rata-rata 500 ribu views per jam untuk konten tutorial.

Bahkan, sejumlah artis seperti Raffi Ahmad dan Lesti Kejora ikut mengunggah video joget ini.


Penutup: Pelajaran dari Viralitas

Tren Joget THR menjadi cermin dinamika budaya digital: kreativitas bisa meledak sekaligus rentan kontroversi. Pelajaran pentingnya:

  1. Riset budaya penting sebelum mempopulerkan konten,
  2. Kolaborasi dengan ahli tari/antropologi dapat mengurangi kesalahpahaman,
  3. Viralitas bukan akhir, tetapi awal dari tanggung jawab edukasi.