project7alpha – ChatGPT, layanan AI paling populer di dunia, mengalami gangguan global yang signifikan. Peretas Rusia dari kelompok 22c dan PalachPro mengaku bertanggung jawab atas serangan ini. Mengapa mereka mempertaruhkan AI paling populer itu?
Serangan Distributed Denial of Service (DDoS) yang dilancarkan oleh peretas Rusia menyebabkan gangguan besar pada layanan ChatGPT. Serangan ini membanjiri server OpenAI dengan lalu lintas yang sangat tinggi, sehingga membuat layanan tersebut tidak dapat diakses oleh pengguna. Gangguan ini tidak hanya mempengaruhi ChatGPT tetapi juga layanan serupa lainnya, seperti Claude 2 yang dioperasikan oleh Anthropic.
Peretas mengklaim bahwa mereka menargetkan ChatGPT karena adanya bias yang dirasakan terhadap Palestina dan mendukung Israel. Sebuah anggota kelompok hacktivist menyatakan dalam pesan di Telegram bahwa mereka menyerang ChatGPT karena “OpenAI bekerja sama dengan negara pendudukan Israel dan CEO-nya”.
OpenAI awalnya mengaitkan gangguan ini dengan peningkatan minat pengguna setelah pengenalan fitur baru, termasuk GPT-4 Turbo. Namun, setelah investigasi lebih lanjut, mereka mengkonfirmasi bahwa serangan DDoS adalah penyebab utama dari gangguan tersebut.
Serangan ini menunjukkan kerentanan infrastruktur yang signifikan bahkan pada entitas teknologi paling canggih sekalipun. Ini juga mengingatkan kita bahwa menjaga operasi harian dari layanan berbasis AI bisa sangat menantang dan rentan terhadap serangan siber.
Serangan terhadap ChatGPT oleh peretas Rusia menunjukkan betapa pentingnya keamanan siber dalam menjaga layanan digital yang vital. Motif politik dan ideologis sering kali menjadi pendorong di balik serangan semacam ini, dan ini menunjukkan betapa rentannya teknologi canggih terhadap ancaman siber. OpenAI dan perusahaan teknologi lainnya harus terus meningkatkan langkah-langkah keamanan mereka untuk melindungi layanan mereka dari serangan serupa di masa depan.
Dengan demikian, serangan ini tidak hanya mengganggu layanan ChatGPT tetapi juga mengingatkan kita akan pentingnya keamanan siber dalam dunia yang semakin terhubung secara digital.