project7alpha – Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali menghentikan operasional penerbangan selama 24 jam mulai pukul 06.00 WITA pada Selasa (9/4), menyusul perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1946. Penutupan bandara ini terjadi dua hari sebelum Lebaran (H-2), mengganggu rencana perjalanan ribuan warga yang hendak mudik atau berlibur.
Dampak pada Arus Mudik
Sebanyak 480 penerbangan domestik dan internasional dibatalkan selama periode penutupan, memengaruhi sekitar 68.000 penumpang. Ari Astawa, Direktur PT Angkasa Pura I Bandara Ngurah Rai, menjelaskan: “Kami telah berkoordinasi dengan maskapai dan otoritas terkait untuk meminimalisir dampak. Penumpang direkomendasikan mengubah jadwal penerbangan atau menggunakan alternatif transportasi darat/laut.”
Penutupan bandara ini bertepatan dengan puncak arus mudik Lebaran, di mana hampir 1,2 juta orang diperkirakan melakukan perjalanan ke/dari Bali pekan ini. Banyak penumpang mengeluhkan sulitnya mendapatkan tiket pengganti. “Saya harus mencari tiket kapal ke Jawa karena semua penerbangan penuh,” ujar Komang Sutama, calon penumpang yang terdampar.
Transportasi Alternatif Dipadati
Pelabuhan Gilimanuk (Bali) dan Ketapang (Jawa Timur) mengalami peningkatan penumpang hingga 40% sejak Senin (8/4). PT ASDP Indonesia Ferry menambah jumlah trip kapal penyeberangan dari biasanya 40 kali per hari menjadi 60 kali. Sementara itu, jalur darat via Pelabuhan Padangbai-Lembar (Lombok) juga ramai oleh kendaraan pribadi dan bus antarkota.
Prosesi Nyepi Tetap Dilaksanakan
Meski berimbas pada transportasi, masyarakat Bali tetap khidmat menjalankan Catur Brata Penyepian (empat pantangan selama Nyepi): tidak bepergian, tidak bekerja, tidak menyalakan lampu, dan tidak beraktivitas di luar rumah. Prosesi ogoh-ogoh (patung raksasa simbol roh jahat) telah digelar meriah di seluruh desa adat pada Senin petang (8/4).
Respons Pemerintah dan Maskapai
Kementerian Perhubungan menyiapkan 50 bus darurat untuk mengangkut penumpang dari Bandara Ngurah Rai ke Pelabuhan Gilimanuk. Maskapai seperti Garuda Indonesia dan Lion Air membuka layanan refund atau reschedule tanpa biaya tambahan. “Kami paham ini situasi darurat. Prioritas kami adalah keselamatan dan kenyamanan penumpang,” tegas Irfan Setiaputra, Direktur Utama Garuda Indonesia.
Analisis Kepadatan Arus Balik
Para analis transportasi memprediksi kepadatan akan berpindah ke H+2 Lebaran (14/4) saat bandara kembali beroperasi. “Kami mengimbau masyarakat tidak terburu-buru kembali ke Bali agar tidak terjadi penumpukan,” pungkas Ari Astawa.