project7alpha – Banjir melanda sejumlah wilayah, termasuk Kelurahan Kelutan dan Tamanan, Kecamatan Trenggalek. Banjir tidak hanya merendam permukiman warga tetapi juga memutus jalur utama Jalan Nasional Soekarno-Hatta yang menuju pusat kota. Ketinggian air di permukiman Kelurahan Kelutan mencapai 1 hingga 1,5 meter. Di jalan utama, banjir setinggi 80-90 cm menggenangi area sepanjang 200 meter, sehingga kendaraan tidak dapat melintas. Jalur tersebut terpaksa dialihkan melalui Kecamatan Karangan.
Banjir terjadi karena tanggul Sungai Ngasinan di Dusun Dukuh jebol akibat tidak mampu menahan debit air. Genangan meliputi RT 1, 2, 9, 10, 12, 13, dan 14, dengan total 2.200 warga dari 700 kepala keluarga terdampak. Selain itu, banjir juga melumpuhkan pelayanan publik, termasuk kantor kelurahan, satu puskesmas pembantu, dua sekolah dasar, dan dua pondok pesantren.
Air belum bisa surut karena elevasi dataran lebih rendah dibandingkan Sungai Ngasinan, sehingga butuh pompa untuk mempercepat aliran. Warga yang terdampak berupaya menyelamatkan barang berharga ke tempat lebih tinggi, namun perabotan rumah terpaksa dibiarkan terendam. “Kami hanya bisa memantau situasi, sebab surutnya air cenderung lambat,” kata Feri Budi Santoso, warga Kelutan.
Warga berharap pemerintah segera memperbaiki tanggul yang jebol dan menyediakan bantuan, terutama bahan makanan. “Kami tidak bisa memasak karena rumah terendam. Kondisi ini benar-benar menghambat aktivitas sehari-hari,” ujar Sudin, warga lainnya.
Jalan Nasional Soekarno-Hatta yang terendam banjir dengan ketinggian air mencapai 80 hingga 90 sentimeter sepanjang sekitar 200 meter tidak bisa dilintasi. Akibatnya, jalur utama menuju wilayah perkotaan tersebut putus total, sehingga untuk menuju wilayah kota jalur dialihkan melewati Kecamatan Karangan. Beberapa pengendara motor yang nekat menerobos genangan air banyak mengalami mati mesin.
Warga berharap pemerintah segera memperbaiki tanggul yang jebol dan menyediakan bantuan, terutama bahan makanan. “Kami tidak bisa memasak karena rumah terendam. Kondisi ini benar-benar menghambat aktivitas sehari-hari,” ujar Sudin, warga lainnya.
Semoga pembangunan Bendungan Bagong segera rampung agar risiko banjir bisa lebih terkendali. Banjir di wilayah ini kerap terjadi saat hujan deras, meski kehadiran Bendungan Tugu telah mengurangi intensitasnya.